diambil dari buku tarikh kelas X
Orang yang sangat kurang ajar, namanya al-Aswad bin Abdi Yaghust. Ia masih paman Rasulullah dari pihak ibu. Akan tetapi, terhadap Rasulullah bukan main jahatnya. “itu dia orang yang merasa jadi raja di dunia!” katanya kaetika meliahat Rasulullah lewat, “Dia kira akan mewarisi kekaisaran Kisra di Persia”
Pada masa itu,kekaisaran Kisra di Persia adalah kerajaan yang sangat terkenal. Al-Aswad mengucapkan kalimat itu sebagai ejekan kepada Rasulullah dan kaum muslimin. Baginya, Rasulullah adalah kemenakan yang sakit jiwa, yaitu orang yang mengajarkan agama aneh dan mengada ada. Pendeknya, al-Aswad mahir sekali dalam hal menghina dan mengejek rasulullah, islam dan ayat ayat suci.
Pada suatu hari, ia mencegat Rasulullah SAW., “Hai Muhammad, apa kau sudah mendengar lagi omongan dari langit?” Rasulullah diam saja. Omongan dari langit yang dikatakan al-Aswad adalah ejekan juga. Dia tidak percaya Rasulullah benar benar menerima wahyu Allah. Pantas saja ia berani mengejek Rasulullah demikian.
Al-Aswad dikagumi oleh orang-orang kafir musyrik karena berani mengejek Rasulullah begitu. Dia dianggap sebagai pahlawan. Makin hari ejekan dan hinaannya makin hebat saja. Dia semakin berani, semakin kurang ajar.
Pada suatu hari, al-Aswad sedang berjalan di padang pasir. Tiba-tiba datang angin kencang sekali. Angin seperti ini lazim disebut badai gurun. Kali ini badai sangat ganas. Panasnya bukan main, bias membakar kulit. Al-Aswad menggelepar-gelepar kepanasan.
Ketika angin reda, al-Aswad sudah berganti rupa. Kulitnya hangus terbakar, anak istrinya pun tidak mengenalinya. “kamu siap, aku tidak mengenalmu, pergilah!” seru istrinya ketika al-Aswad memasuki rumahnya. “aku suamimu!” kata al-Aswad. Istrinya tidak percaya. Suaminya tidak begitu, suaranya pun tidak serak begitu
Al-Aswad kebinggungan. Daia memaksa akan masuk rumah. Anak lelaki Aswad terpaksa memotong kayu. “Pergilah hai oranggila, bila tidak ku pukul kau dengan kayu ini!” ancamnya. Al-Aswad bingung tak karuan. Bagaimana semua ini bias terjadi? Dia pergi dari rumahnya. Berjaln ke sana-kemari. Ternyata orang-orang juga tidak mengenalnya lagi.mereka menjauh ketika Al-Aswad lewat. Menyangka ada orang gila yang menakutkan.
Dalam kebingungan, al-Aswad pergi. Ia menemukan genangan air. Ia terkejut melihat bayangan wajahnya di air itu. “Oh, mengapa wajahku jadi begini?” serunya. Pantas orang-orang tidak mengenalinya. Dia benar benar berubah menjadi buruk rupa. Itulah azab Allah SWT yang ditimpakan kepadanya. Akhirnya dalam keadaan merana, gelandanagan gila itu mati kehausan di padang pasir, ditemukan orang-orang Mekah di sekitarnya. Mereka tidak tahu bahwa yang dianggapnya gila gelandangan itu adalah family, teman dan tetangga dekatnya sendiri, al-Aswad bin Yaghust.
Kesimpulan yang dapat saya ambil dan saya hubungkan dengan kehidupan sekarang ini adalah seseoarang lebih suka mengejek orang lain tanpa melihat dirinya sendiri dan menggangap dirinya paling baik dan benar. Apabila ia yang diejek pastinya akan marah, saya pun juga demikain, tapi semua itu tergantung pada individu dalam menanggapi sebuah ejekan yang ditujukan pada seseorang. Dan pada kehidupan sekarang ini seseorang lebih banyak dilihat dari sisi negatifnya dari pada sisi positifnya, kebanyakan orang lebih diingat pada hal hal yang buruk dari pada kebaikan yang pernah di buat. Tapi semua itu tergantung pada masing masing individu dalam menilai seseorang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar