Kamis, 02 Februari 2012

Melatih Jujur Sejak Dini


i
SU pendidiakan anti korupsi sebagai upaya preventif untuk menyelamatkan generasi muda dari kebiasaan buruk dan merusak itu, di sambut hangat berbagai kalangan. Mantan Ketua KPK, Taufiequrachman Ruki, misalnya, menegaskan, pemberantasan korupsi bukan hanya menyangkut soal menangkap dan mempidanakan koruptor, tapi lebih jauh bagaimana mencegah tindak pidana korupsi agar tidak terulang lagi.
          Ia mengemukakan survey terbaru Transparancy Internasional, yakni “Barometer Korupsi Global”, menempatkan partai politik Indonesia sebagai institusi terkorup dengan nilai 4,2 (rentangpenilaian 1-5,5 untuk yang terkorup). Di Asia, Indonesia menduduki prestasi sebagai Negara terkorup dengan sekor 9.25 (terkorup 10) di atas india (8.9), Vietnam (8,67), Philipina (8,33) dan Thailanf (7,33).
          Fakta-fakta diatas menunjukkan bahwa korupsi di Indonesia telah membudaya . maka, menurut Taufiequrachman, kunci utama dalam pemberantasan korupsi adalah persoalan integritas. Pembudayaan etika dan integritas harus melalui proses yang panjang, dan melibatkan institusi pendidikan.
          Hal senada disampaikan tokoh masyarakat, Franz Magnis Suseno. Menurutnya, pendidikan anti korupsi harus mebuat orang merasa malu jika tergoda untuk korupsi, dan marah bila ia menyaksikannya. Bagi Magnis Suseno, ada tiga sikap moral fundamental yang akan membikin orang menjadi kebal terhadap godaan korupsi, yakni kejujuran, rasa keadilan, dan rasa tanggung jawab.
          Magnis juga menjelaskan, jujur berarti berani menyatakan keyakinan pribadi, menunjukkan siapa dirinya. Kejujuran adalah modal bdasar dalam kehidupan bersama. Ketidakjujuran hanya akan menghancurkan komunitas bersama. Siswa perlu belajar bahwa berlaku jujur adalah sesuatu yang amat buruk.
          Sedangkan adil berarti memenuhi hak orang lain dan mematuhi segala kewajiban yang mengikat diri sendiri. Magnis menegaskan, bersikap baik tetapi melanggar keadilan, tidak pernah baik. Keadilan adalah tiket menuju kebaikan.
          Tanggung jawab berarti teguh hingga terlaksananya tugas. Tekun melaksanakan kewajiban sampai tuntas. Misalnya, siswa diberi tanggung jawab mengelola dana kegiatan olahraga disekolahnya.
          Maka, rasa tanggung jawab siswa akan terlihat ketika dana dipakai seoptimal mungkin menyukseskan kegiatan olahraga. Menurut magnis, pengembangan rasa tanggung jawab adalah bagian terpenting dalam pendidikan anak menuju kedewasaan.
          Sedangkan pakar pendidikan Arief Rahman berpendapat, tidak tepat bila pendidikan antikorupsi menjadi satu mata pelajaran khusus. Sebab, siswa sekolah SD, SMP, hingga SMA, sudah terbebani sekian banyak mata pelajaran. Pemerintah pun, menurut Arief Rahman, akan mengalami kesulitan dalam pengadaan buku-buku antikorupsi. Arief rahman lebih setuju jika pendidikan anti korupsi dijadikan poko bahasan dalam mata pelajaran tertentu.
          Muatannya bisa mencakup kejujuran, kedisiplinan, kesederhanaan, dan daya juang. Perlu pula diberikan nilai-nilai yang mengajarkan kebersamaan, dan kesadaran akan perlunya hokum yang ditegakkan.


sumber : Kedaulatan Rakyat selasa 29 november 2011
         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar